Wawan |
Sengatan mentari tampaknya tak membuat surut langkah seorang anak kecil untuk menjajakan donatnya yang tinggal separuh, sesekali anak kecil itu menyeka keringatnya sambil meneriakan donat...donat...donat.....dengan lantang. Saya yang kebetulan lewat dengan menggunakan sepeda motor pun langsung terhenti melihatnya menepi di bawah pohon pinggir jalan.
Saya pun menghamipirinya, dan menanyakan siapa namanya, sekolah dimana, kelas berapa, dan hal-hal lainnya.
"Nama saya Wawan, sekolah di SD Benda Baru, kelas tiga pak, " jawabnya polos.
Saya pun tertegun sebentar, dalam hati saya, anak sekecil ini sudah berani berjualan roti setelah pulang sekolah disaat teman-temannya asyik bermain.
Lalu, saya pun bertanya sedikit seputar orang tuanya.
" Bapak saya jaga sekolah pak di SD,"jawabnya singkat.
kemudan saya pun berkata pada Wawan, ya sudah saya beli rotinya, harganya berapa?
" 1500 pak satunya," jawabnya.
Lalu saya pun berniat membeli donatnya yang hanya tinggal 9 buah, kebetulan di kostan teman-teman sedang kumpul. Tapi, wawan sepertinya kebingungan, ternyata dia tidak membawa plastik.
" hmm.....ya sudah, sana beli plastik ini uangnya sekalian saya beli donatnya semua," kata saya sambil menyodorkan uang secukupnya untuk membeli donatnya.
Akhirnya, saya pulang meninggalkan Wawan yang tampaknya senang donat jualannya hari ini laris manis. Bukan hanya Wawan yang senang, justru saya lebih senang, karena Wawan telah menginspirasi hidup saya bahwa hidup adalah perjuangan. Sekeras apapun hidup ini dan harus kita nikmati, senikmat donatnya Wawan, hehehe.....
Sampai jumpa lagi guru kecilku, terimakasih atas inspirasimu.......
Bukit Serua Indah, 28 Mei 2012
Leave a respond
Posting Komentar