Semawung Daleman berasal dari kata "Sawung" dan "Dalem".Sawung merupakan penggalan dari nama Sawunggalih,sedangkan Dalem dalam bahasa jawanya berarti rumah atau bisa berarti suatu panggilan terhadap bangsawan yang begitu dihormati yaitu Kanjeng Dalem.
Asal-usul desa Semawung Daleman memang tak lepas dari cerita tentang seorang tokoh legendaris desa itu yang bernama sawunggalih. Sebenarnya Sawunggalih hanya merupakan nama julukan semata.Nama ini didapat karena dia memiliki ayam jago (sawung) yang sangat 'nggalih' (kuat tidak ada tandingannya) dengan ciri-ciri paruh hitam, bulu hitam, kaki hitam, bahkan darahnyapun juga hitam. Nama sebenarnya dari Sawunggalih adalah Jaka Guthuk.
Suatu kisah, Jaka Guthuk adalah seorang prajurit mataram yang punya kelebihan, baik berupa kesaktian ataupun keahlian dalam bermain senjata. Kelebihannya itu tidak hanya disegani oleh teman-temannya, tapi juga membuatnya dicintai oleh Putri Tumenggung. Putri tersebut bernama Pandan Suri. Rupanya Jaka Guthuk juga menaruh hati pada Pandan Suri, sehingga cinta sang putri tidak bertepuk sebelah tangan. Dan mulailah terjalin cinta diantara sepasang kekasih itu. Namun hubungan mereka ditentang oleh orang tua Pandan Suri, karena Pandan Suri hendak dijodohkan dengan seorang Tumenggung yang mereka anggap lebih punya bibit, bebet dan bobot daripada Jaka Guthuk.
Untuk melupakan kenangan-kenangan indah yang penuh cinta, Jaka Guthuk lalu pergi meninggalkan keraton Mataram. Dia berjalan tanpa arah tujuan, hanya mengikuti kemana kaki melangkah. Tanpa sadar dia sampai disuatu daerah seperti hutan dengan pepohonan jati yang masih jarang. Kemudian ia menyebut desa itu dengan nama Jatingarang. Daerah itu ternyata dibatasi oleh sebuah sungai. Untu melanjutkan perjalanannya, Jaka Guthuk menyeberangi sungai itu, tiba-tiba datang luapan air yang sangat besar yang menghanyutkan sampai ke laut selatan.
Di laut selatan dia bertemu dengan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul. Jaka Guthuk ditawari untuk menjadi prajurit di pantai selatan, karena dulu dia seorang prajurit Mataram. Namun Jaka Guthuk menolak, dia sadar dunianya dengan Nyi Roro Kidul berbeda. Dia memohon pada Nyi Roro Kidul untuk di bebaskan dan dikembalikan ke tempat semula yaitu Jatingarang. Nyi Roro Kidul mau mengabulkan permohonan Jaka Guthuk dengan syarat dia mampu mengalahkan pengawalnya yaitu Gendhana dan Gendhini. Maka terjadilah pertarungan hebat diantara mereka. Akhirnya pertarungan ini dimenangkan oleh Jaka Guthuk dengan kesaktiannya. Sesuai perjanjian, Nyi Roro Kidul mengembalikan Jaka Guthuk ke Jatingarang. Dan Nyi Roro Kidul memerintahkan Gendhana dan Gendhini untuk mengawal Jaka Guthuk dan membantu Jaka Guthuk jika memang diperlukan.
Sesampainya di Jatingarang, Jaka Guthuk merasa heran karena disana ia melihat ayam jago yang serba hitam, yang sebelumnya tak pernah dilihatnya. Jaka Guthuk mencoba menangkapnya. Namun tidak berhasil. Gendhana, salah satu raksasa yang mengawalnya memberitahu bahwa ayam jago itu hanya bisa ditangkap oleh bangsanya. Karena ayam jago itu bukan ayam jago sembarangan. Kemudian Jaka Guthuk memerintahkan Gendhana untuk menangkap ayam jago itu. Akhirnya ayam itu berhasil ditangkap oleh Gendhana dan diserahkan kepada Jaka Guthuk.
Sesuai dengan pesan Nyi Roro Kidul sebelum ia pergi bahwa Jaka Guthuk harus menetap dan mengabdi di desa yang berseberangan dengan Jatingarang, maka Jaka Guthuk pergi ke desa itu.Ternyata desa itu adalah sebuah kabupaten. Di kabupaten itu penduduknya kebanyakan suka judi dan botoh ayam. Maka ketika Jaka Guthuk sampai di desa itu, Jaka Guthuk langsung diajak oleh para botoh ayam itu adu ayam, karena mereka melihat Jaka Guthuk membawa ayam jago. Namun Jaka Guthuk menolak. Penolakan itu dianggap meremehkan dan mengejek mereka. Dan terjadilah perkelahian antara Jaka Guthuk dengan para botoh ayam. Perkelahian itu berhasil dimenangkan oleh Jaka Guthuk. Ternyata perkelahian itu ditonton oleh pimpinan pasukan kadipaten. Melihat kemampuan bela diri Jaka Guthuk yang sangat hebat, pimpinan pasukan dari kadipaten itu langsung menawarinya menjadi prajurit kadipaten. Jaka Guthuk yang memang berniat mengabdi dan menetap disana sesuai pesan Nyi Roro Kidul, segera menerima tawaran itu.
Oleh pimpinan pasukan dari kadipaten itu, Jaka Guthuk dipertemukan dengan bupati. Tak disangka bupati itu adalah ayahnya yang selama ini dicari-carinya. Jaka Guthuk lalu menggantikan ayahnya sebagai bupati. Proses pengangkatan dirinya sebagai bupati dilaksanakan dengan meriah. Jaka Guthuk juga mengundang para botoh ayam. Kepada mereka Jaka Guthuk meminta maaf atas kejadian pertama kali dia masuk ke kadipaten. Sebagai rasa permintaan maafnya, Jaka Guthuk lalu mengadakan sayembara. Yaitu barang siapa yang mampu mengalahkan ayam jagonya akan diberi hadiah. Namun tak satupun ayam para botoh ayam yang mampu mengalahkan ayam jago Jaka Guthuk.Maka Jaka Guthuk dijuluki Kanjeng Dalem Sawunggalih.Dan daerahnya dinamakan SEMAWUNG DALEMAN.
Sumber: http://astro45.blogspot.com
1 comment
Terima kasih atas informasinya, Kang.
Saya kebetulan dari dari kecamatan Kutoarjo dimana desa Semawung Daleman termasuk di dalamnya.
Kalau boeh tahu, sumber cerita ini dari siapa / dari mana ya Kang ?
Anda kan dari Jawa Barat tapi kok malah tahu asal usul Desa Semawung Daleman. Apakah ada leluhur anda yang berasal dari Semawung Daleman ?
Posting Komentar