Disana saya dilahirkan, di sebuah dusun kecil tapi tidak terlalu terpencil. Untuk menikmati listrik, kami harus nyolok ( menyambung listrik) ke dusun sebelah dengan menggunakan kabel panjang.
Yang saya ingat, mungkin sekitar umur 4 tahunan di rumah kami nyolok listriknya ke rumah mbah (kakek).
Jadi, setiap malam tidak terlalu bergelap-gelapan dan banyak orang yang berkumpul di belakang rumah. Waktu itu, bapak saya masih jadi tukang pembuat kopra. Kopra adalah daging kelapa yang dikeringkan dengan diasap. Ada puluhan orang mungkin yang ikut bekerja.
Selepas isya, teman-teman bapak berkumpul sambil ngopi dengan tetangga. Saya tidak ingat lagi, tapi masih jelas terbayang suasananya dengan lampu bohlam yang lumayan terang. Sesekali memang redup, biasanya kalau redup kabel ardenya disiram pakai air. Hmmm...ada-ada saja.
Ada lagi yang saya ingat waktu kecil, saya paling suka ayam jago. Saking sayangnya, saya sering menalikan tali rafia ke kaki ayam dan ujung tali rafianya saya talikan ke tangan saya.
Pernah, saya dicari kemana-mana. Karena dari siang sampai sore menghilang. Kalau kata bapak, saya dicari sampai ke kali karena takutnya main dikali. kebetulan rumah saya dekat dengan kali, kira-kira 200 meter, ada kali Ciputra Haji yang menjadi pembatas kecamatan Banjarsari dan Pamarican. Sekampung sudah diubek-ubek, tapi tidak ada juga.
Padahal saya ketiduran di bawah tungku pengering kopra yang sedang tidak terpakai. Lucunya, waktu saya ditemukan ayam jagonya masih terikat dengan tangan saya.
Itulah sedikit ingatan saya mengenang masa kecil yang suatu saat nanti, saya akan kembali dengan segenggam mimpi.
Bila ditakdirkan, ingin nanti juga di makamkan disana di kampung halaman tercinta.
#lagiingetkampung #29052013 #Rindukampung
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Leave a respond
Posting Komentar