Sabtu, 25 Desember 2010 | 11:55 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung - Budayawan Sunda Hidayat Suryalaga, 69 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Sato Yusuf, Bandung, Sabtu (25/12) dinihari. Almarhum yang biasa disapa Abah Surya itu meninggal karena penyakit liver.
Menurut Rita Suryalaga, ayahnya dilarikan ke rumah sakit Jumat (24/12) sore setelah muntah-muntah. Hidayat langsung dirawat di ruang Intensive Care Unit. “Padahal sebelum itu dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apa-apa,” ujarnya saat dihubungi Tempo di rumah duka, Sabtu (25/12).
Mengidap penyakit itu sejak lama, Hidayat akhirnya meninggal sekitar pukul 00.02 WIB, Sabtu dinihari tadi. Siang ini, kata Rita, almarhum akan dimakamkan di pemakaman umum yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah duka di Jalan Sukaasih Atas V nomor 348, Ujungberung, Bandung.
Lulusan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran pada 1986 itu sempat menjadi dosen sastra dan penulis. Beberapa karyanya antara lain 36 judul naskah drama Sunda, seperti Tonggeret Banen (1967) dan Tukang Asahan (1978). Lakon itu pernah dipentaskan Teater Kiwari yang didirikan Abah Surya pada ahun 1975.
Selain naskah drama, ia juga menulis naskah gamelan, puisi, dan sajak sunda, serta membuat buku pelajaran Bahasa Sunda untuk tingkat SMP. Abah Surya pun selama 15 tahun tekun mengerjakan pembacaan arti Al-Qur’an dengan bahasa Sunda.
ANWAR SISWADI
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/12/25/brk,20101225-301467,id.html
Menurut Rita Suryalaga, ayahnya dilarikan ke rumah sakit Jumat (24/12) sore setelah muntah-muntah. Hidayat langsung dirawat di ruang Intensive Care Unit. “Padahal sebelum itu dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apa-apa,” ujarnya saat dihubungi Tempo di rumah duka, Sabtu (25/12).
Mengidap penyakit itu sejak lama, Hidayat akhirnya meninggal sekitar pukul 00.02 WIB, Sabtu dinihari tadi. Siang ini, kata Rita, almarhum akan dimakamkan di pemakaman umum yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah duka di Jalan Sukaasih Atas V nomor 348, Ujungberung, Bandung.
Lulusan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran pada 1986 itu sempat menjadi dosen sastra dan penulis. Beberapa karyanya antara lain 36 judul naskah drama Sunda, seperti Tonggeret Banen (1967) dan Tukang Asahan (1978). Lakon itu pernah dipentaskan Teater Kiwari yang didirikan Abah Surya pada ahun 1975.
Selain naskah drama, ia juga menulis naskah gamelan, puisi, dan sajak sunda, serta membuat buku pelajaran Bahasa Sunda untuk tingkat SMP. Abah Surya pun selama 15 tahun tekun mengerjakan pembacaan arti Al-Qur’an dengan bahasa Sunda.
ANWAR SISWADI
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/12/25/brk,20101225-301467,id.html
Leave a respond
Posting Komentar