Budaya Sunda tak Dipedulikan; Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda VII

Demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dalam sambutan yang dibacakan Sekda Jabar Lex Laksamana dalam acara Malam Inagurasi Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda ke-7 dan Serah Terima Kepengurusan Gerakan Masyarakat (Gema) Jabar 2009-2012 di Gedung Sate, Jln. Diponegoro, Bandung, Sabtu (7/11).

Heryawan mengatakan, pada dasarnya masyarakat Sunda memiliki pandangan kebangsaan yang intensif dan bangga menjadi orang Sunda serta Bangsa Indonesia. Namun, saat ini telah terjadi perubahan ketika tidak sedikit masyarakat Sunda yang melupakan budayanya dan tergeser arus modernisasi.
"Tidak sedikit masyarakat Sunda yang kehilangan jati diri sebagai masyarakat Sunda yang berbudaya luhur karena tergeser perubahan dan arus modernisasi. Ini yang harus diperbaiki," ujarnya.
Heryawan menyadari, untuk memperbaiki hal itu dibutuhkan komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat. Selain itu, Heryawan berharap, melalui pelatihan yang dilakukan Gema Jabar, kalangan muda Jabar dapat meningkatkan kepemimpinan dan daya saing, baik di tingkat Jabar maupun nasional. Salah satunya, mengoptimalkan peran pemuda, tidak hanya sebagai generasi penerus, tetapi juga sebagai agen perubahan dan pembangunan.
"Gema Jabar diharapkan memiliki peranan dalam pembangunan daerah. Tidak hanya dalam hal pengembangan sumber daya manusia (SDM) kepemudaan, tetapi juga berperan dalam sektor pembangunan Jabar lainnya," ucapnya.
Gagap
Ketua Umum Gema Jabar 2009-2012 Jaka Badranaya membenarkan kondisi yang saat ini terjadi. Bahkan, kesadaran pemuda Jabar terhadap budayanya rendah. Selain itu, kebudayaan Sunda cenderung gagap ketika menghadapi arus modernisasi.
Jaka menilai, perlu dilakukan upaya revitalisasi nilai budaya terkait dengan globalisasi. Menyikapi hal itu, Gema Jabar akan concern untuk menciptakan generasi baru Jabar yang berorientasi ke depan.
"Generasi muda yang siap menghadapi globalisasi, tetapi tetap memiliki akar tradisi budaya Sunda yang kuat," katanya. Namun, Jaka mengakui, hal itu dapat dicapai jika seluruh elemen masyarakat terlibat, termasuk pemerintah.
Sementara itu, Ketua Gema Jabar Mauriza Danubrata menambahkan, melalui pelatihan kepemimpinan putra Sunda, generasi muda Jabar dapat menjaga jati diri sebagai orang Sunda. Dalam hal ini, orang Sunda yang memiliki integritas dan menjaga keutuhan integritas di masyarakat.
"Nasib Jabar 10-20 tahun ke depan, ada di tangan kalangan muda. Untuk itu, diharapkan, melalui pelatihan ini generasi muda Jabar memiliki integritas dan menjaga integritas masyarakat," ujarnya.
Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda dilaksanakan sejak 2003 dan telah meluluskan 680 alumni. (A-190/A-188)***
Sangat sedikit masyarakat Sunda yang peduli terhadap kebudayaannya. Dengan demikian, diperlukan komitmen yang kuat dari organisasi kemasyarakatan, pemerintah, kalangan muda, dan masyarakat untuk menjaga integritas kebudayaan Sunda.

Sumber: Pikiran Rakyat

Leave a respond

Posting Komentar