Kisah Utep, Pengeliling Indonesia dari Banjarsari

Wednesday, 21 May 2008 Berbekal Gitar Kecil dan Motor

Wiwin Bakung, Metro


Image


YOSEF
Saepul Uyun atau biasa dipanggil Utep sejak tanggal 13 Maret 2007, meninggalkan kampung halamnya Kecamatan Banjar Sari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, untuk menggapai impian semasa kecilnya untuk menggeliling indonesi dengan Shogun 125 dan gitar kecilnya.

Pria kelahiran 28 tahun silam tersebut dengan bermodalkan nekat dan prinsip 'selama ada keinginan pasti ada jalan' dirinya memulai petualangan.

Dimulai dari daerahnya sendiri menuju jakarta, mampir di banten, kemudian melanjutkan perjalananya ke lampung, terus ke ujung Indonesia, sabang. Dari sana Utep menyeberang ke pulau kalimantan, dan menyebrangi lautan kemudian mampir di Makassar. Utep melanjutkan perjalananya ke Palopo, Luwuk, Palu, hingga ke Gorontalo, dan rencananya akan bertolak ke Sulawesi Utara. Hingga kini Utep telah menginjakkan kakinya di 20 provinsi. Itu artinya, tinggal 13 provinsi yang belum didatanginya.

Meski motor tunggangannya sudah mengganti Gear sebanyak 2 kali, ban belakang 5 kali serta ban depan 2 kali, bahkan sering tidur di emparan toko, kantor hingga di hutan belantaram, Utep tidak putus asa dan tetap nekat melanjutkan perjalananya untuk menggelilingi Indonesia. Utep malah menargetkan pada tanggal 17 Agustus mendatang dirinya sudah berada di ujung Merauke. Ini dikarenakan pada 17 agustus 2007 dirinya berada di Nanggroe Aceh Darussalam yang merupakan ujung barat Indonesia.

Minggu (18/05) Sekitar Pukul 11.00 Wita lalu, Utep dengan sepada motor yang berplat nomor R 5895 EE, dan gitar bututnya serta jekat lesuh yang entah tidak pernah dicuci namun dipenuhi dengan pin dan cendra mata sejumlah oraganisasi dan masayarat dari berbagai daerah, menceritakan perjalananya selama 13 bulan mengelilngi Indonesia.

Dengan logat jawanya yang halus dan sopan, bercerita tentang pengalamannya yang sempat tidur di hutan belantara, mengganti ban sendiri sekitar pukul 24.00 WIta di hutan, memasak dan makan dari peralatan dapur yang setia menemaninya. Provinsi Gorontalo kata Utep adalah provinsi yang ke 20 yang disinggahinya.

Khusus untuk Provinsi Gorontalo, Utep mengaku pada saat menginjakan kakinya di perbatasan Gorontalo - Sulteng langsung teringat kampung halamannya. Ini tak lain karena masyarakat Gorontalo yang ramah dan sopan. "Bagitu saya masuk perbatasan, saya langsung dicegat sejumlah masyarakat, agar mampir di rumah mereka sambil mengatakan bahwa mereka adalah keluarganya. Selain itu mereka menawari makan serta beristirahat sejenak, sebelum meneruskan perjalananya ke Ibu Kota Provinsi Gorontalo," kenang Utep. (***)/gpinfo

http://www.gorontalopost.info/index.php?option=com_content&task=view&id=13255&Itemid=87




1 comment

Anonim 5 Mei 2009 pukul 23.13

banjarsari kang utep ??
eleh eleh kang utep teh wanian pisan,
banjarsarina beh mana anu urang wanayasa sanes ? kang utep teh ?...

Posting Komentar